Kamis, 21 Februari 2008

Jahe


Sejarah

Jahe diperkirakan berasal dari India. Namun ada pula yang mempercayai jahe berasal dari Tiongkok Selatan. Dari India, jahe dibawa sebagai rempah perdagangan hingga Asia Tenggara, Tiongkok, Jepang, hingga Timur Tengah. Kemudian pada zaman kolonialisme, jahe yang bisa memberikan rasa hangat dan pedas pada makanan segera menjadi komoditas yang populer di Eropa.

Karena jahe hanya bisa bertahan hidup di daerah tropis, penanamannya hanya bsia dilakukan di daerah katulistiwa seperi Asia Tenggara, Brasil, dan Afrika. Saat ini Equador dan Brasil menjadi pemasok jahe terbesar di dunia.

Ciri morfologis

Batang jahe merupakan batang semu dengan tinggi 30 hingga 100 cm. Akarnya berbentuk rimpang dengan daging akar berwarna kuning hingga kemerahan dengan bau menyengat. Daun menyirip dengan panjang 15 hingga 23 mm dan panjang 8 hingga 15 mm. Tangkai daun berbulu halus.

Bunga jahe tumbuh dari dalam tanah berbentuk bulat telur dengan panjang 3,5 hingga 5 cm dan lebar 1,5 hingga 1,75 cm. Gagang bunga bersisik sebanyak 5 hingga 7 buah. Bunga berwarna hijau kekuningan. Bibir bunga dan kepala putik ungu. Tangkai putik berjumlah dua.

Pengolahan dan pemasaran

Rimpang jahe, terutama yang dipanen pada umur yang masih muda tidak bertahan lama disimpan di gudang. Untuk itu diperlukan pengolahan secepatnya agar tetap layak dikonsumsi.

Terdapat beberapa hasil pengolahan jahe yang terdapat di pasaran, yaitu:
Jahe segar
Jahe kering
Awetan jahe
Jahe bubuk
Minyak jahe
Oleoresin jahe

Jahe kering

Merupakan potongan jahe yang kemudian dikeringkan. Jenis ini sangat populer di pasar tradisional.

Awetan jahe

Merupakan hasil pengolahan tradisional dari jahe segar, terutama jahe muda. Yang paling sering ditemui di pasaran adalah acar, asinan, sirup, dan kristal jahe. Jenis ini disukai konsumen dari daerah Asia dan Australia.

Bubuk jahe

Merupakan hasil pengolahan lebih lanjut dari jahe menggunakan teknologi industri. Bubuk jahe diperlukan untuk keperluan farmasi, minuman, alkohol dan jamu. Biasanya menggunakan bahan baku jahe kering.

Oleoresin jahe

Adalah hasil pengolahan lebih lanjut dari tepung jahe. Bentuknya berupa cairan cokelat dengan kandungan minyak asiri 15 hingga 35%.

Habitat

Jahe tumbuh subur di ketinggian 0 hingga 1500 meter di atas permukaan laut, kecuali jenis jahe gajah di ketinggian 500 hingga 950 meter.

Untuk bisa berproduksi optimal, dibutuhkan curah hujan 2500 hingga 3000 mm per tahun, kelembapan 80% dan tanah lembab dengan PH 5,5 hingga 7,0 dan unsur hara tinggi. Tanah yang digunakan untuk penanaman jahe tidak boleh tergenang.

Varietas

Terdapat tiga jenis jahe yang populer di pasaran, yaitu:

Jahe gajah

Merupakan jahe yang paling disukai di pasaran internasional. Bentuknya besar gemuk dan rasanya tidak terlalu pedas. Daging rimpang berwarna kuning hingga putih.

Jahe kuning

Merupakan jahe yang banyak dipakai sebagai bumbu masakan, terutama untuk konsumsi lokal. Rasa dan aromanya cukup tajam. Ukuran rimpang sedang dengan warna kuning.

Jahe merah

Jahe jenis ini memiliki kandungan minyak asiri tinggi dan rasa paling pedas, sehingga cocok untuk bahan dasar farmasi dan jamu. Ukuran rimpangnya paling kecil dengan warna merah.dengan serat lebih besar dibanding jahe biasa.

Produk jahe

Di masyarakat barat, ginger ale merupakan produk yang digemari. Sementara Jepang dan Tiongkok sangat menyukai asinan jahe. Sirup jahe disenangi masyarakat Tiongkok, Eropa dan Jepang.

Di Indonesia, sekoteng, bandrek, dan wedang jahe merupakan minuman yang digemari karena mampu memberikan rasa hangat di malam hari, terutama di daerah pegunungan.

JAMU (TRADITIONAL HERBAL MEDICINE)


JAMU

'Back to nature' is not merely a slogan in Java and Indonesia. The visible proof is the use of traditional herbal medicine of various type of 'medical plants', either from the leaves, the fruits, the roots, the flowers or the barks, etc.

These herbal medicine had been used since the ancient time up to now, it is largely consumed by people of different level; lower, middle and upper, in the villages and in the big cities.

The study of jamu had been conducted by Rumphius, a botanist as early as the year 1775 AD by publishing a book 'Herbaria Amboinesis'. A scientific research for jamu by the research center of herbal medicine in Bogor Botanical Garden, resulting a publication of a book 'Medical Book for Children and Adults', composed by E. Van Bent.

The first seminar about jamu has been held in Solo in 1940, followed by a Formation of Indonesia's Jamu Committee in 1944. In the 1966, a seminar on jamu was held again. In 1981, a book by title of 'The use of Medical Plants' was established to support the jamu industry in the country.

The method of using the jamu remains the same as the ancestors did. Some are consumed by drinking it and some are for outside application.

At present one could buy easily ready made jamu packed modernly in the form of powder, pills, capsules, drinking liquid and ointments. Of course there are still jamu shops, which sell only ingredients or prepare the jamu on spot as required by buyers. Some women are roaming the street to sell jamu, is a common view across the country.



The traditional methods of making jamu such as by boiling the prepared herbal ingredients (jamu godok) still prevail in Javanese society. The popular traditional tools of making jamu are still available in many Javanese houses such as; Lumpang (small iron Mortar), pipisan, parut (grater), kuali (clay pot), etc.

What kind of disease could jamu cure?
The reply is almost every disease, jamu could cure. There are various kinds of jamu to combat different kind of illness. In Principle there are two types of jamu; the first is jamu to maintain physical fitness and health, the locally popular are Galian Singset (to keep women body fit and slim) and Sehat Lelaki (to keep men body healthy). The second is jamu to cure various kinds of illness. Except the above, there are special jamu created with the purpose to maintain a loving family harmony. The popular products among other are Sari Rapet, which makes a women sexual organ in a good condition, as for the man the matched product is jamu Kuat Lekaki (strong man). The Javanese are also taking a great care to pregnant women during pre and postnatal period by producing the related jamu. There are also jamu for the babies.

The Herbs for Jamu
There are hundreds of herbs for jamu prescriptions, among other are:

Spices
Ginger (Zingiber Officinale)
Lempuyang (Zingiber Oronaticum)
Temu Lawak/ Wild Ginger (Curcuma Cautkeridza)
Kunyit/ Tumeric (Curcuma Domestica)
Kencur/ Greater Galingale (Kaemferi Galanga)
Lengkuas/ Ginger Plant (Elpina Galanga)
Bengle (Zingiber Bevifalium)

Leaves
Secang (Caesalpinia Sappan Hinn)
Sambang Dara (Rexco Ecaria Bicolar Hassk)
Brotowali (Tiospora Rumpii Boerl)
Adas (Foeniculum Vulgare Mill)

Fruits
Jeruk Nipis/ Calamondin (Citrae Aurantifalia Sivingle)
Ceplukan (Physalic Angulata Him)
Nyamplung (Calophylum Inaphyllu)

Barks
Kayu Manis/ Cinamon (Gijeyzahyza Glabra)

Flowers
Melati/ Yasmin (Jataninum Sunbac Ait)
Rumput Alang-alang (Gramineae)

Selasa, 19 Februari 2008

OBAT JAWA ( INDONESIA)


Kencur
(Kaempferia galanga L.) adalah salah satu jenis empon-empon/tanaman obat yang tergolong dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae). Rimpang atau rizoma tanaman ini mengandung minyak atsiri dan alkaloid yang dimanfaatkan sebagai stimulan. Nama lainnya adalah cekur (Malaysia) dan pro hom (Thailand). Dalam pustaka internasional (bahasa Inggris) kerap terjadi kekacauan dengan menyebut kencur sebagai lesser galangal (Alpinia officinarum) maupun zedoary (temu putih), yang sebetulnya spesies yang berbeda dan bukan merupakan rempah pengganti.

Kencur merupakan terna kecil yang tumbuh subur di daerah dataran rendah atau pegunungan yang tanahnya gembur dan tidak terlalu banyak air. Jumlah helaian daun kencur tidak lebih dari 2-3 lembar dengan susunan berhadapan. Bunganya tersusun setengah duduk dengan mahkota bunga berjumlah antara 4 sampai 12 buah, bibir bunga berwara lembayung dengan warna putih lebih dominan.

Tumbuhan ini tumbuh baik pada musim penghujan. Kencur dapat ditanam dalam pot atau di kebun yang cukup sinar matahari, tidak terlalu basah dan di tempat terbuka.


Komposisi kimia rimpang:

  • pati (4,14 %),
  • mineral (13,73 %),
  • minyak atsiri (0,02 %), berupa
    • sineol,
    • asam metil kanil dan penta dekaan,
    • asam sinamat,
    • etil ester,
    • borneol,
    • kamphene,
    • paraeumarin,
    • asam anisat,
    • alkaloid dan
    • gom.

Kencur (nama bahasa Jawa dan bahasa Indonesia) dikenal di berbagai tempat dengan nama yang berbeda-beda: cikur (bahasa Sunda), ceuko (bahasa Aceh); kencor (Madura), cekuh (bahasa Bali), kencur, sukung (bahasa Melayu Manado), asauli, sauleh, soul, umpa (bahasa-bahasa di Maluku), serta cekir (Sumba).

Berbagai resep masakan tradisional Indonesia dan jamu menggunakan kencur sebagai komponennya. Kencur dipakai orang sebagai tonikum dengan khasiat menambah nafsu makan sehingga sering diberikan kepada anak-anak. Jamu beras kencur sangat populer sebagai minuman penyegar pula.

Ungkapan "masih bau kencur" berarti "masih belum berpengalaman".




Green Tea


125 grams (4.4 oz) in total, 44-45 single wrapped loose tea blocks ("tea candies) in a carton, each loose teabag is good for 3-4 cups of tasty tea by again adding boiling water. Note: the leaf floats to the bottom after a few minutes and no filter or special cup are needed. Click for a picture of carton.

Diabetis

Diabetes or diabetes mellitus (məlī'təs) , chronic disorder of glucose (sugar) metabolism caused by inadequate production or use of insulin, a hormone produced in specialized cells (beta cells in the islets of Langerhans) in the pancreas that allows the body to use and store glucose. It is a leading cause of death in the United States and is especially prevalent among African Americans. The treatment of diabetes was revolutionized when F. G. Banting and C. H. Best isolated insulin in 1921.

The most common type is type 2 diabetes, previously called adultonset diabetes. It usually develops because the body fails to use insulin properly. It occurs in people, including children, who are overweight; other risk factors include high cholesterol, high blood pressure, ethnicity, and a family history of diabetes. Treatment includes a healthy diet, weight loss, and regular exercise. Many patients require daily insulin injections.

Type 1 diabetes, formerly called juvenile diabetes, usually develops in childhood. It is caused by the inability of the pancreas to produce insulin. Genetic predisposition combined with exposure to viruses are the main risk factors. Treatment consists of carefully monitored insulin replacement, typically via needles or a special pump.

A small percentage of pregnant women develop gestational diabetes, sometimes labeled type 3, as a result of changing hormonal levels. Blood sugars often return to normal after delivery, but almost half of the women who experience gestational diabetes develop type 2 diabetes later in life.

Diet


Health is more than just the absence
of disease. Chinese Medicine, endorsed
by the WHO and FDA, recognizes this
with its unique capacity to harmonies
Health is more than just the absence
of disease. Chinese Medicine, endorsed
by the WHO and FDA, recognizes this
Great Sea
Alaskan Deep Sea Fish Oil
Super Omega 3,6,9
Dietary Suplement
Natural Marine Lipid Concentrate Pure EPA&DHA

Suggested Use:
Take one or two capsules with meals as a dietary suplement, or as directed by your physician.

Fish oil is a source of EPA and DHA, the biologically Active Omega-3 fatty acids. Each capsule is made of pure gelatin and glycerin.

Each capsule is certified to contain no artificial preservatives, coloring or flavors. No sugar, starch, yeast and wax.

Supplement Facts
Serving Size 2 capsules
Pure Fish Oil 2000mg
EPA (Elecosapentaenoic acid) 360mg
DHA (Docosahexaenoic acid) 240mg
Vitamin E (d-alpha Tocopherol) 2IU, 6%
Size: 200CAPSULES

with its unique capacity to harmonies
and enhances our capacity for
enjoyment fulfillment and happiness

and enhances our capacity for
enjoyment fulfillment and happiness."

Definition of Health

Health is a state of complete physical, mental and social well-being and not merely the absence of disease or infirmity.

The definition was updated in the 1986 WHO "Ottawa Charter for Health Promotion" to say health is a "resource for everyday life, not the objective of living", and "health is a positive concept emphasizing social and personal resources, as well as physical capacities.